Penyebab Rendahnya Motivasi Belajar Siswa
Oleh
Aulia Rahmi
1300405
Abstrak: Tujuan pendidikan adalah mengembangkan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki siswa melalui kegiatan pembelajaran di sekolah secara optimal, sehingga siswa dapat mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki dan dapat mencapai hasil kegiatan pembelajaran dengan sangat baik di sekolah. Kenyataaannya di lapangan hasil belajar siswa tidak sesuai dengan tujuan pendidikan. Beberapa di antaranya disebabkan karena rendahnya motivasi belajar siswa. Untuk itu dalam artikel ini akan dibahas tentang penyebab rendahnya motivasi belajar siswa.
Kata kunci: Hasil belajar, motivasi belajar
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Belajar
yang merupakan proses kegiatan untuk mengubah tingkah laku subjek belajar,
ternyata banyak faktor yang mempengaruhinya. Dari sekian banyak faktor yang
berpengaruh itu, secara garis besar dapat dibagi dalam klasifikasi faktor
intern (dari dalam) diri subjek belajar dan faktor ekstern (dari luar) diri si
subjek belajar.
Dalam
hubungannya dengan proses interaksi belajar-mengajar yang lebih menitikberatkan
pada soal motivasi dan reinforcement,
pembicaraan mengenai faktor-faktor yang memengaruhi kegiatan belajar ini lebih
ditekankan pada faktor intern. Faktor intern ini sebenarnya menyangkut
faktor-faktor fisiologis dan faktor psikologis. Tetapi relevan dengan persoalan
reinforcement, maka tinjauan mengenai
faktor-faktor intern ini akan dikhususkan pada faktor-faktor psikologis.
Sardiman (2012) mengemukakan bahwa kehadiran faktor-faktor psikologis dalam belajar memiliki peran yang cukup penting. Faktor-faktor psikologis memberikan kemudahan dalam pencapaian tujuan belajar secara optimal.
Sebaliknya,
tanpa faktor-faktor psikologis, dapat menimbulkan kesulitan dalam belajar.
Dalam hal ini ada berbagai model klasifikasi pembagian macam-macam faktor
psikologis yang diperlukan dalam kegiatan belajar, di antaranya adalah
motivasi.
Seseorang
akan berhasil dalam belajar, kalau pada dirinya sendiri ada keinginan untuk
belajar. Inilah prinsip dan hukum pertama dalam kegiatan pendidikan dan
pengajaran. Keinginan atau dorongan untuk belajar inilah yang disebut dengan
motivasi. Thursan (2005) mengungkapkan bahwa dalam belajar, diperlukan
ketekunan yang ditentukan oleh kuat lemahnya motivasi belajar.
Hamzah
(2008) menjelaskan bahwa motivasi diterapkan dalam berbagai kegiatan, tidak
terkecuali dalam hal belajar. Begitu pentingnya motivasi dalam belajar, karena
keberadaannya sangat berarti bagi perbuatan belajar. Selain itu, motivasi
merupakan penggerak untuk perbuatan belajar kepada tujuan yang jelas yang
diharapkan dapat dicapai.
Di
dalam kegiatan belajar, anak memerlukan motivasi. Misalnya anak yang akan ikut
ujian, membutuhkan sejumlah informasi atau ilmu untuk mempertahankan dirinya
dalam ujian, agar memperoleh nilai yang baik. Sardiman (2012) mengemukakan
hasil belajar akan menjadi optimal, jika ada motivasi. Makin tepat motivasi
yang diberikan, akan makin baik pula hasil belajar siswa. Jadi motivasi akan senantiasa
menentukan tingkat usaha belajar bagi para siswa.
Sejalan
dengan itu, Alex (2003) menjelaskan bahwa motivasi adalah keadaan yang
mendorong individu untuk melakukan suatu kegiatan. Karena belajar adalah suatu
proses yang timbul dari dalam, faktor motivasi memegang peranan yang penting.
Kurangnya atau tidak adanya motivasi, baik instrinsik maupun ekstrinsik, akan
berpengaruh terhadap kurang bersemangatnya anak dalam belajar.
Oleh
karena itu, guru dan orang tua dituntut untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar pada anak. Terutama hal-hal yang dapat
menyebabkan rendahnya motivasi belajar anak. Sehingga guru dan orang tua
memahami hal apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar anak
agar terwujudnya hasil belajar anak yang optimal.
B.
Identifikasi
Masalah
1. Rendahnya
motivasi siswa untuk belajar.
2. Faktor
lingkungan yang kurang mendukung siswa dalam kegiatan belajar.
3. Kurangnya
aspek psikis pada diri siswa yang membantu dalam kegiatan belajar.
C.
Batasan
Masalah
1. Faktor-faktor
yang menyebabkan rendahnya motivasi belajar siswa.
2. Upaya
orang tua dan guru untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa.
D.
Rumusan
Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan motivasi belajar?
2. Apa
saja faktor yang menyebabkan rendahnya motivasi belajar siswa?
3. Bagaimana
upaya orang tua dan guru untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa?
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
1.
Pengertian
Motivasi
Banyak sekali, bahkan sudah umum orang menyebut
dengan “motif” untuk menunjuk mengapa seseorang itu berbuat sesuatu. Sardiman
(2012) mengemukakan bahwa motif adalah upaya yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu. Sementara itu, Sarlito (2009) menjelaskan bahwa motif adalah
organisasi terakhir bagi terbentuknya perilaku.
Sumadi (2012) berpendapat bahwa motif adalah keadaan
dalam diri individu yang menjadi penggerak individu tersebut melakukan sesuatu
untuk mencapai suatu tujuan. Sejalan dengan itu, Alex (2010) mengemukakan bahwa
motif adalah dorongan yang berasal dari dalam diri seseorang untuk melakukan
sesuatu.
Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari
dalam dan di dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu
demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi
intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata motif itu, maka motivasi dapat diartikan
sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada
saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan tersebut
sangat dirasakan atau mendesak.
Menurut Donald (dalam Sardiman, 2012) motivasi
merupakan perubahan energi yang ada pada dalam diri individu yang ditandai
dengan adanya “feeling” yang diawali dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari
pengertian yang dikemukakan Donald ini terdapat tiga unsur penting:
a.
Motivasi itu mengawali terjadinya perubahan
energi dalam diri setiap individu. Perkembangan motovasi akan membawa perubahan
energi dalam sistem “neurophysiological”
yang ada pada individu manusia, yang nantinya wujud motivasi tersebut akan
menyangkut kegiatan fisik manusia.
b. Motivasi
diawali dengan adanya, rasa/”feeling”, afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi
relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat
menentukan tingkah laku manusia.
c. Motivasi
akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya
adalah tanggapan dari suatu perbuatan, yakni tujuan. Walaupun motivasi muncul
dari dalam diri individu manusia, tetapi kemunculannya karena terdorong atau
terangsang oleh adanya unsur lain, dalam
hal ini adalah tujuan. Tujuan ini berhubungan dengan masalah kebutuhan.
Dengan ke tiga unsur di atas, maka dapat dikatakan
bahwa motivasi itu sebagai sesuatu yang kompleks, motivasi akan menyebabkan terjadinya
suatu perubahan energi yang ada pada diri individu manusia, sehingga akan
berhubungan dengan persoalan gejala kejiwaaan, perasaan dan juga emosi, untuk
kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini didorong karena adanya
tujuan, kebutuhan atau keinginan.
Sedangkan menurut Sarlito (2009), motivasi merujuk
kepada seluruh proses gerakan, di antaranya situasi yang mendorong, dorongan
yang timbul dalam diri individu, perilaku yang ditimbulkan oleh suatu kondisi
dan tujuan dari tindakan yang dilakukan tersebut.
Hamzah (2008) mengemukakan motivasi adalah dorongan
dasar yang membuat seseorang untuk bertingkah laku. Oleh karena itu, tindakan
seseorang yang dilakukan dengan motivasi tertentu mengandung makna sesuai
dengan motivasi yang dimilikinya.
2.
Pengertian
Belajar
Alex (2010) menjelaskan bahwa secara singkat dan
secara umum, belajar adalah perilaku yang relatif tetap sebagai hasil adanya
pengalaman. Di sini, tidak termasuk
perubahan perilaku yang diakibatkan oleh kerusakan atau cacat fisik, penyakit,
obat-obatan, atau perubahan karena proses pematangan.
Sardiman (2012) mengemukakan bahwa belajar dalam
arti luas adalah kegiatan psiko-fisik untuk terwujudnya perkembangan pribadi
yang seutuhnya. McGeoh (dalam Sumadi, 2012) mengemukakan bahwa belajar itu
adalah perubahan tampilan perilaku dari individu sebagai hasil dari latihan.
Menurut Sarlito (2009:107), “Belajar adalah suatu
proses di mana suatu perilaku ditimbulkan, diubah atau diperbaiki melalui
serentetan reaksi atas situasi (atau rangsang) yang terjadi.” Menurut Sumadi
(2012), belajar memuat hal-hal pokok sebagai berikut:
a. Belajar
itu membawa perubahan (perubahan secara aktual maupun potensial).
b. Perubahan
tersebut pada intinya adalah didapatkannya keterampilan baru.
c. Perubahan
tejadi karena upaya yang dilakukan dengan sengaja.
Hamzah (2008) menyimpulkan bahwa dari beberapa teori
belajar yang ada bahwa belajar adalah pengalaman yang diperoleh dari interaksi
yang terjadi pada individu dengan lingkungannya. Belajar menunjukkan suatu
proses perubahan perilaku individu berdasarkan pengalamannya.
3.
Pengertian
Motivasi Belajar
Hamzah (2008) menjelaskan bahwa pada dasarnya
motivasi belajar adalah dorongan yang berasal dari dalam diri dan luar diri siswa
yang sedang belajar dengan tujuan terwujudnya perubahan tingkah laku pada
umumnya dengan beberapa indikator meliputi:
a. adanya
keinginan untuk berhasil
b. adanya
dorongan dan kebutuhan dalam belajar
c. adanya
harapan dan cita-cita masa depan
d. adanya
penghargaan dalam belajar
e. adanya
kegiatan yang menarik dalam belajar
f. adanya
lingkungan yang mendukung seseorang siswa untuk dapat belajar dengan baik.
Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan
sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan
belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Menurut Sardiman (2012: 75),
“Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat
non-intelektual.”
Menurut Winkel (1999) mengemukakan bahwa motivasi
belajar adalah semua daya pada dalam diri seseorang yang mendorong seseorang
melakukan kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki siswa dalam
belajar dapat tercapai.
4.
Pengertian
Hasil Belajar
Hamzah (2008) berpendapat bahwa hasil belajar adalah
pernyataan yang menunjukkan tentang apa yang mungkin dikerjakan siswa sebagai
hasil kegiatan belajarnya. Sumadi (2012) hasil belajar adalah waktu dilakukan
penilaian itu untuk mengukur sejauh manakah kemajuan siswa.
Sardiman (2012) menungkapkan bahwa hasil belajar itu
meliputi a) memiliki konsep atau fakta, b) berkaitan dengan afektif, dan c) adanya
keterampilan (psikomotorik).
B.
Motivasi
Instrinsik dan Ekstrinsik
1.
Motivasi
instrinsik
Alex (2010) menjelaskan bahwa motivasi instrinsik
adalah motif-motif yang bekerja tanpa memerlukan rangsangan dari luar, karena
dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai
contoh seseorang senang membaca, tidak usah ada yang menyuruh atau
mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku-buku untuk dibacanya.
Kemudian kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan
yang dilakukan (misalnya kegiatan belajar), maka yang dimaksud dengan motivasi
instrinsik ini adalah ingin mencapai tujuan yang terkandung di dalam perbuatan
belajar itu sendiri. Sebagai contoh konkret, seorang siswa itu melakukan
belajar, karena betul-betul ingin mendapat pengetahuan, nilai atau keterampilan
agar dapat berubah tingkah lakunya secara konstruktif, tidak karena tujuan yang
lain-lain.
Thursan (2005) menjelaskan bahwa motif instrinsik
adalah motif yang mendorong seseorang melakukan kegiatan. Jadi, motif tersebut
terfokus pada objek yang ingin dipelajari. Misalnya seorang siswa yang ingin
menekuni pelajaran matematika karena ia memang menyenangi pelajaran matematika
dan ingin menguasai pelajaran tersebut.
Menurut Sardiman (2012) motivasi instrinsik dapat
dikatakan bentuk motivasi yang dalam melakukan kegiatan berdasarkan dorongan
yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri. Perlu diketahui bahwa siswa
yang memiliki motivasi instrinsik akan memiliki tujuan menjadi orang yang
terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli dalam bidang studi tertentu.
Senada dengan itu Thornbugh (dalam Elida, 1989)
berpendapat bahwa motivasi instrinsik adalah keinginan melakukan kegiatan yang
disebabkan faktor pendorong yang berasal dari dalam diri individu. Atau dengan
kata lain hal yang menyebabkan individu tersebut melakukan suatu kegiatan tanpa
adanya pengaruh dari luar diri individu tersebut.
Dorongan yang menggerakkan individu bersumber pada
suatu kebutuhan, kebutuhan yang berisikan keharusan menjadi orang yang terdidik
dan berpengetahuan. Jadi memang motivasi itu muncul dari kesadaran diri sendiri
dengan tujuan secara esensial, bukan sekedar simbol dan seremonial.
2.
Motivasi
Ekstrinsik
Sumadi (2012) mengemukakan bahwa motivasi ekstrinsik
adalah motif-motif yang berfungsi karena ada perangsang dari luar. Contohnya
orang rajin belajar karena diberi tahu bahwa sebentar lagi akan ada ujian, orang
membaca sesuatu karena diberi tahu bahwa hal itu harus dilakukannya sebelum dia
menginginkan sesuatu, seperti ingin lulus ujian sekolah, melamar pekerjaan dan
lainnya.
Winkel (1996: 17) menyatakan bahwa:
Motivasi ekstrinsik dapat digolongkan
menjadi beberapa bentuk di antaranya:
a.
Belajar
untuk memenuhi kebutuhan.
b.
Belajar
untuk menghindari hukuman.
c.
Belajar
untuk memperoleh material yang dijanjikan.
d.
Belajar
untuk meningkatkan gengsi di masyarakat.
e.
Belajar
untuk memperoleh pujian.
f.
Belajar
untuk tuntutan pekerjaan yang dipegang.
Thursan (2005) mengungkapkan motif ekstrinsik adalah
motif yang mendorong seseorang melakukan suatu kegiatan, tetapi motif tersebut
tidak berhubungan dengan kegiatan yang ditekuninya. Contoh, seorang siswa yang
memilih jurusan IPA hanya karena memenuhi keinginan orang tuanya, walaupun
sebenarnya dia tidak menyukai jurusan IPA.
Selanjutnya, Elida (1989: 17) menjelaskan bahwa
motivasi ekstrinsik terdiri dari beberapa hal, yaitu:
a.
diberikannya
penghargaan
b.
pemberitahuan
adanya peningkatan belajar
c.
hadiah
yang diberikan
d.
fasilitas
e.
hukuman
dan
f.
persaingan.
C.
Peranan
Motivasi dalam Belajar
Motivasi
pada dasarnya dapat membantu individu dalam memahami dan menjelaskan perilaku
individu. Hamzah (2008) menjelaskan bahwa peranan penting dari motivasi dalam
belajar, yaitu :
1. Peran
motivasi dalam menentukan penguatan belajar
Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar
apabila seorang anak yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan
pemecahan, dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang pernah
dilaluinya.
2. Peran
motivasi dalam memperjelas tujuan belajar
Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat
kaitannya dengan kemaknaan belajar. Anak akan tertarik untuk belajar sesuatu,
jika yang dipelajari itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau dinikmati
manfaatnya bagi anak. Sebagai contoh, anak akan termotivasi belajar elektronik
itu dapat melahirkan kemampuan anak dalam bidang elektronik. Dalam suatu
kesempatan misalnya, anak tersebut diminta membetulkan radio yang rusak, dan
berkat pengalamannya dari bidang elektronik, maka radio tersebut menjadi baik
setelah diperbaikinya. Dari pengalaman itu, anak makin hari makin termotivasi
untuk belajar, karena sedikit anak sudah mengetahui makna dari belajar itu.
3. Motivasi
menentukan ketekunan belajar
Seseorang anak yang telah termotivasi untuk belajar
sesuatu, akan berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun, dengan harapan
memperoleh hasil yang baik. Dalam hal itu, tampak bahwa motivasi untuk belajar
menyebabkan seseorang tekun belajar. Sebaliknya, apabila seseorang kurang atau
tidak memiliki motivasi untuk belajar, maka dia tidak tahan lama belajar. Dia
mudah tergoda untuk mengerjakan hal yang lain dan bukan belajar. Itu berarti
motivasi sangat berpengaruh terhadap ketahanan dan ketekunan belajar.
Syaiful
(2008) menjelaskan peran motivasi dalam belajar adalah:
1. Mendorong
timbulnya tingkah laku atau perbuatan, tanpa motivasi tidak akan timbul suatu
perbuatan misalnya belajar.
2. Motivasi
berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan untuk mencapai tujuan
yang diinginkan.
3. Motivasi
berfungsi sebagai penggerak, artinya menggerakkan tingkah laku seseorang. Besar
kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
Thursan
(2005) mengemukakan manfaat motivasi di dalambelajar di antaranya sebagai
berikut:
1. Memberikan
semangat kepada siswa untuk belajar dan mengatasi kesulitan belajar.
2. Mengarahkan
kegiatan belajar siswa pada tujuan yang berhubungan dengan cita-cita.
3. Membantu
siswa memilih metode yang tepat yang digunakan dalam belajar.
D.
Faktor-Faktor
Penyebab Rendahnya Motivasi Belajar Siswa
1.
Orang
tua
Menurut Skinner (dalam Elida, 1989) bahwa motivasi
sangat ditentukan oleh lingkungannya. Lingkungan yang pertama dan utama yang
mempengaruhi motivasi anak adalah lingkungan keluarga. Lingkungan belajar yang
menyenangkan mampu meningkatkan motivasi anak. Untuk mewujudkan hal tersebut
orang tua harus mampu menciptakan keadaaan yang harmonis di dalam keluarga agar
meningkatnya motivasi belajar anak. Namun sebaliknya, jika hubungan dalam
keluarga tidak harmonis dapat berdampak pada turunnya motivasi belajar anak.
Suteja (1995) menjelaskan bahwa orang tua yang
selalu menuntut anak untuk berprestasi tinggi tanpa memperhatikan kemampuannya
dapat mengakibatkan anak-anak kehilangan kesukaannya terhadap belajar. Begitu
juga dengan sikap orang tua yang masa bodoh terhadap pendidikan anaknya juga
dapat mengakibatkan rendahnya motivasi anak dalam belajar.
Kurangnya perhatian orang tua terhadap anaknya,
seperti sikap orang tua yang terlalu sibuk dengan pekerjaannya atau orang lain
dapat menyebabkan turunnya motivasi belajar anak. Sebaliknya Gottman (1998)
dalam sebuah penelitiannya mengungkapan bahwa anak-anak yang merasa dihormati
dan dihargai dalam keluarga-keluarga mereka lebih berhasil di sekolah,
mempunyai lebih banyak sahabat dan menempuh kehidupan yang lebih sehat dan
sukses.
2.
Guru
Kurangnya kompetensi yang dimiliki guru dalam
mengajar dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa. Sardiman (2012) mengungkapkan
sepuluh kompetensi guru tersebut, yaitu:
a. Menguasai
bahan yang akan di ajarkan.
b. Mengelola
kegiatan belajar mengajar.
c. Memiliki
keterampilan dalam pengelolaan kelas.
d. Menggunakan
media pembelajaran dan buku sumber.
e. Menguasai
dasar-dasar pendidikan.
f. Mampu
mengatur interaksi dalam belajar mengajar.
g. Melakukan
penilaian atas prestasi siswa.
h. Mengenal
fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan di sekolah.
i.
Menyelenggarakan administrasi sekolah.
j.
Mampu memahami prinsip-prinsip dalam
mengajar dan mampu menafsirkan hasil penelitian pendidikan, untuk digunakan
sebagai keperluan pengajaran.
Berdasarkan kompetensi guru tersebut, dapat dipahami
bahwa guru harus mampu mengatasi kesulitan belajar yang dialami siswanya.
Karena, jika kesulitan belajar tidak ditangani oleh guru akan menyebabkan siswa
tersebut ketinggalan materi pelajaran. Hal ini akan menyebabkan turunnya
motivasi belajar siswa untuk mempelajari materi selanjutnya.
3.
Kondisi
Sosial Ekonomi
Motivasi belajar siswa juga dipengaruhi oleh kondisi
sosial ekonomi. Hal ini dibuktikan oleh Rosen (dalam Atkinson, 1978) dalam
penelitiannya terhadap siswa SMU yang berasal dari kelas sosial yang berbeda,
ia mengungkapkan bahwa motivasi untuk berprestasi lebih tinggi dimiliki oleh
siswa yang berasal dari tingkatan sosial ekonomi menengah. Rosen (dalam
Atkinson, 1978: 21) mengungkapkan:
That they show
achievements is generally stronger in middle class student a finding replicated
by a number of other, but that working class boys who are strongly motivated to
achieve do as well academically as their counterparts in the middle class.
4.
Jenis
Kelamin
Aulia (2012)
mengungkapkan bahwa beberapa penelitian menunjukkan terdapat perbedaan motivasi
antara laki-laki dan perempuan dalam hal pencapaian prestasi yang lebih tinggi.
Siswa laki-laki memiliki motivasi yang lebih tinggi dari pada siswa permpuan
dalam hal untuk berprestasi dalam belajar.
Rendahnya
motivasi yang dimiliki siswa perempuan disebabkan karena bertentangan dengan nilai-nilai
tradisional yang ada pada masyarakat. Sebagaimana di ungkapkan Weiner (dalam
Buck, 1988: 389) yang menyatakan, “Achievement
striving may be more complex phenomenon among men, because achievement behavior
in women conflicts with the traditional female role”.
5.
Aspek
Psikis
Dimyati dan Mudjiono
(1999) mengemukakan bahwa tinggi rendahnya motivasi dapat dipengaruhi oleh
aspek psikis yang ada pada diri siswa, misalnya pengamatan, perhatian, ingatan,
daya pikir, dan fantasi.
a. Pengamatan
Sumadi
(2012) mengemukakan bahwa pengamatan adalah cara individu dalam mengenal objek
yang ada di sekitarnya dengan melihat, mendengar, membau, atau mengecap. Dalam
pengamatan dikenal adanya modalitas pengamatan, yaitu hal-hal seperti melihat,
mendengar, membau dan mengecap.
Berdasarkan
pengertian pengamatan, dapat dipahami bahwa dalam melakukan pengamatan
diperlukannya alat indera. Terganggunya pancaindera pada siswa membuat siswa
sulit melakukan pengamatan yang diperlukan dalam belajar. Hal ini dapat
berdampak pada rendahnya motivasi belajar yang dimiliki siswa, karena merasa
berbeda dari teman-temannya yang lain.
b. Perhatian
Abu (2003) menjelaskan perhatian
adalah aktifnya jiwa kepada suatu fokus tertentu baik yang berasal dari dalam
maupun di luar dirinya. Kurangnya perhatian siswa dalam belajar mengindikasikan
lemahnya motivasi belajar yang dimiliki siswa tersebut.
c. Ingatan
Sardiman (2012: 45-46) menyatakan:
Secara teoritis
ingatan akan berfungsi: 1) mencamkan atau menerima kesan-kesan dari luar; 2)
menyimpan kesan; 3) memproduksi kesan. Oleh karena itu, ingatan akan merupakan
kecakapan untuk menerima, menyimpan dan memproduksi kesan-kesan dalam belajar.
Hal ini sekaligus untuk menghindari kelupaan karena lupa sebagai gejala
psikologis yang selalu ada.
d. Fantasi
(Khayalan)
Abu
(2003) mengemukakan bahwa fantasi adalah kemampuan jiwa untuk membentuk
bayangan-bayangan baru. Sardiman (2012) menungkapkan dengan fantasi, maka siswa
dalam belajar akan memiliki wawasan yang luas karena dilatih untuk memahami
diri sendiri dan orang lain.
E.
Upaya
untuk Menumbuhkan Motivasi Belajar Siswa
1.
Upaya
yang dapat dilakukan oleh Orang Tua
Orang tua selaku motivator belajar siswa di rumah,
dituntut untuk senantiasa memberikan motivasi pada anaknya. Menurut Sri (2005:
23) menyatakan:
Motivasi
positif yang dapat diberikan orang tua di rumah adalah:
a.
Memotivasi
yang menyenangkan
b.
Menunjang
fasilitas belajar
c.
Anak
beraktifitas belajar karena kesadaran sendiri dan bukan karena terpaksa
d.
Bentuk
motivasi: bimbingan, nasehat, menunjukkan contoh aktivitas-aktivitas orang
sukses, pemberian fasilitas belajar, melengkapi buku
e.
Memberikan
penghargaan: memberikan pujian apabila anaknya mendapat nilai tinggi, meberikan
suasana keluarga harmonis dan menyenangkan.
f.
Dukungan:
meluangkan waktunya untuk membaca buku psikologi pendidikan dan mebesarkan anak
secara baik.
2.
Upaya
yang dapat dilakukan oleh Guru
Sardiman (2012) menjelaskan dalam kaitan belajar
perlu diketahui bahwa cara dan jenis menumbuhkan motivasi adalah beraneka
ragam. Tetapi untuk motivasi ekstrinsik sulit dipastikan cara yang tepat,
karena terkadang motivasi yang diberikan tepat, namun terkadang juga kurang
sesuai. Hal ini guru harus hati-hati dalam memberi motivasi bagi siswa.
Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan
motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah.
a. Penghargaan
Hamzah
(2008) berpendapat bahwa penghargaan dapat diberikan secara verbal. Pernyataan
verbal diberikan atas hasil belajar siswa yang bagus. Pernyataan tersebut
seperti “Bagus sekali”, :Hebat” dan lainnya. Disamping menyenangkan siswa,
pernyataan verbal semacam ini juga mengandung makna adanya terjalin interaksi
yang baik antara guru dan siswanya.
Sementara
itu, menurut Sardiman (2012) penghargaan dapat diberikan pada siswa dalam
bentuk angka. Angka maksudnya dalam hal ini merupakan simbol dari keberhasilan
belajar siswa. Banyak siswa yang belajar justru karena ingin mendapatkan nilai
yang baik. Angka-angka yang baik bagi para siswa dapat menjadi motivasi yang
sangat kuat.
b. Saingan/kompetisi
Sardiman
(2012) menyatakan bahwa saingan bisa dijadikan alat untuk memotivasi siswa
dalam belajar. Persaingan tersebut dapat berupa persaingan individual maupun
persaingan kelompok, keduanya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Sehubungan
dengan pendapat di atas, Hamzah (2008) mengemukakan bahwa persaingan individual
atau persaingan dengan diri sendiri dapat dilakukan dengan memberi tugas yang
harus dikerjakannya sendiri. Sedangkan persaingan kelompok, dapat dilakukan
dengan membuat suasana persaingan yang sehat diantara para siswa. Suasana yang
dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk membandingkan kemampuannya
dengan kemampuan temannya.
c. Ego-involment
Menumbuhkan
kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai
tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah
sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan berusaha
dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dan menjaga harga
dirinya.
d. Hasrat
untuk belajar
Hasrat
untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar. Hamzah
(2008) menjelaskan bahwa dalam meningkatkan motif belajar siswa dapat dilakukan
dengan menimbulkan rasa inginn tahu, memunculkan sesuatu yang tak diduga oleh
siswa, menjadikan tahap dini dalam belajar mudah bagi siswa, menuntut siswa
untuk menggunakan hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya, dan menggunakan
simulasi dan permainan yang berkaitan dengan pelajaran.
e. Tujuan
yang diakui
Rumusan
tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, akan merupakan alat motivasi
yang sangat penting. Dalam hal ini, menurut Hamzah (2008) guru dapat memberikan
penjelasan kepada siswa tentang tujuan belajar yang hendak dicapai dan juga
merumuskan tujuan-tujuan sementara dalam belajar.
f. Mengetahui
hasil
Sardiman
(2012) mengemukakan jika siswa mengetahui hasil pekerjaannya, apalagi yang
berhubungan dengan kemajuan belajarnya, maka hal tersebut akan mendorong siswa
untuk lebih giat belajar. Sejalan dengan itu, Hamzah (2008) menjelaskan
memberitahukan hasil kerja siswa yang telah dicapai dapat dilakukan dengan selalu memberitahukan
nilai dari setiap tugas. Dengan begitu, siswa dapt termotivasi untuk
mempertahankan nilainya yang sudah baik ataupun termotivasi untuk memperbaiki
bagi nilainya yang masih kurang memuaskan.
g. Memberikan
contoh yang positif
Untuk
menggiatkan siswa dalam belajar, guru tidak hanya memberi tugas, tetapi juga
melakukan kontrol selama siswa mengerjakan tugas tersebut.
3.
Upaya
yang dapat dilakukan oleh guru pembimbing
Sri (2005: 22) menyatakan:
Motivasi
belajar oleh guru pembimbing kepada siswa bimbingannya meliputi: standar
ketuntasan belajar, cara belajar yang tepat, kelengkapan buku pelajaran,
menciptakan susasana kelas, cara membagi waktu, cara konsentrasi belajar,
teknik belajar mendahului, teknik menyelesaikan masalah pribadi dan sosial,
menunjukkan cara aktivitas belajar orang-orang yang sukses,
keuntungan-keuntungan yang akan didapat bagi mereka yang memiliki prestasi belajar
tinggi, menunjukkan cara mengenali bakat diri, mengarahkan cara memilih pola
karier akademik dan pekerjaan yang tepat.
Itulah
gambaran singkat mengenai upaya yang dapat dilakukan guru pembimbing dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Motivasi
belajar adalah semua daya pada dalam diri seseorang yang mendorong seseorang
melakukan kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki siswa dalam
belajar dapat tercapai. Tercapainya tujuan belajar ditandai dengan hasil
belajar yang baik. Hasil belajar adalah hasil belajar adalah pernyataan yang
menunjukkan tentang apa yang mungkin dikerjakan siswa sebagai hasil kegiatan
belajarnya.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi motivasi belajar siswa, di antaranya yaitu orang tua, Guru, Lingkungan
sosial dan ekonomi, Jenis kelamin, dan aspek psikis. Untuk menumbuhkan motivasi
belajar siswa diperlukan peran berbagai pihak, di antaranya orang tua, guru dan
guru pembimbing.
B.
Saran
Orang
tua disarankan untuk dapat menciptakan hubungan yang harmonis dalam keluarga,
memberikan perhatian terhadap belajar anak dan tentunya memberikan reinforcement positif terhadap anaknya.
Guru diharapkan mampu memahami teknik-teknik yang dapat diterapkan untuk
menumbuhkan motivasi belajar siswa.
KEPUSTAKAAN
Abu, A. (2003). Psikologi umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Alex, S. (2010). Psikologi umum. Bandung: Pustaka Setia.
Atkinson, J. W. (1978). Personality, motivation, and achievement.
Washington: Hemisphere.
Aulia, R. (2012). “Konsep diri, motivasi
belajar siswa membolos dan implikasinya terhadap layanan bimbingan dan
konseling”. Tesis. Tidak diterbitkan.
PPS UNP.
Buck, R. (1988). Human motivation and emotion. Amerika: John Willey & Sons, Inc.
Dimyati
& Mudjiono. (1999). Belajar dan
pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Elida,
P. (1989). Motivasi dalam belajar.
Jakarta: Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Gottman,
J. (1998). Kiat-kiat membesarkan anak
yang memiliki kecerdasan emosional. Jakarta: Gramedia. (Alih Bahasa oleh T.
Hermaya).
Hamzah,
B. U. (2008). Teori motivasi dan
pengukurunnya: analisis di bidang pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Sardiman,
A. M. (2012). Interaksi dan motivasi
belajar mengajar. Jakarta:
RajaGrafindo Persada.
Sarlito,
W. S. (2009). Pengantar psikologi umum.
Jakarta: Rajawali Pers.
Sri,
H. (2005). Bimbingan dan konseling SMA
kelas X. Jakarta: Grasindo.
Sumadi,
S. (2012). Psikologi pendidikan.
Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Suteja,
H. (1991). Mengapa anak Anda malas
belajar?. Jakarta: Gramedia.
Syaiful,
B. D. (2008). Psikologi belajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Thursan,
H. (2005). Belajar secara efektif.
Jakarta: Niaga Swadaya.
Winkel,
W. S. (1996). Psikologi pengajaran.
Jakarta: PT. Gramedia Widisarana Indonesia.
Pelangi QQ Asia
BalasHapusMari Bergabung bersama kami di PelangiQQ Asia (,) com
Situs Impian Para pecinta dan peminat Taruhan Online!!
Hanya Dengan 1 USER ID Bos Sudah Bisa Memainkan 7 Games Kami Ya ^^
Bandar Q | Bandar Q Online | BANDAR POKER | Agen Bandar Q | Domino 99 | Agen Domino | AduQ Online Terbaik
Keunggulan PELANGI QQ :
- PROSES DEPO & WD MUDAH TANPA RIBET
- PROSES DEPO & WD TERCEPAT
- KARTU-KARTU BERKUALITAS DISAJIKAN
- CS RAMAH & INSPIRATIF SIAP MEMBANTU 24JAM
- TIPS & TRIK MENJADI KEUNGGULAN SITUS INI
- DAN TENTUNYA DEPOSIT YG TERJANGKAU BOS!!(MINIMAL DEPO & WD 25RB)
Tunggu Apalagi Bos!! Buruan Daftarkan Diri Anda Di Situs Kami PELANGIQQ
Bagaimana Cara Mendaftar? SIMPEL Bos!!
Cukup Mampir Ke Situs Kami 'pelangiqq.vegas'
Klik Daftar Dan Diisi Data-Datanya Dengan Benar ATAU Bisa Juga Melalui Live Chat Dan CS Kami Akan Siap Membantu Anda Selama 24jam Ya Bos!!
CONTACT US :
BBM : D1E0517C
Skype : Pelangi QQ
FB : Pelangi QQ
LOGINSITE : pelangiqq.vegas