Senin, 18 Mei 2015

Artikel : Penyebab rendahnya motivasi belajar siswa

Penyebab Rendahnya Motivasi Belajar Siswa 
Oleh 
Aulia Rahmi 
1300405 
Abstrak: Tujuan pendidikan adalah mengembangkan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki siswa melalui kegiatan pembelajaran di sekolah secara optimal, sehingga siswa dapat mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki dan dapat mencapai hasil kegiatan pembelajaran dengan sangat baik di sekolah. Kenyataaannya di lapangan hasil belajar siswa tidak sesuai dengan tujuan pendidikan. Beberapa di antaranya disebabkan karena rendahnya motivasi belajar siswa. Untuk itu dalam artikel ini akan dibahas tentang penyebab rendahnya motivasi belajar siswa. Kata kunci: Hasil belajar, motivasi belajar 



PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Belajar yang merupakan proses kegiatan untuk mengubah tingkah laku subjek belajar, ternyata banyak faktor yang mempengaruhinya. Dari sekian banyak faktor yang berpengaruh itu, secara garis besar dapat dibagi dalam klasifikasi faktor intern (dari dalam) diri subjek belajar dan faktor ekstern (dari luar) diri si subjek belajar.
Dalam hubungannya dengan proses interaksi belajar-mengajar yang lebih menitikberatkan pada soal motivasi dan reinforcement, pembicaraan mengenai faktor-faktor yang memengaruhi kegiatan belajar ini lebih ditekankan pada faktor intern. Faktor intern ini sebenarnya menyangkut faktor-faktor fisiologis dan faktor psikologis. Tetapi relevan dengan persoalan reinforcement, maka tinjauan mengenai faktor-faktor intern ini akan dikhususkan pada faktor-faktor psikologis.
 
Sardiman (2012) mengemukakan bahwa kehadiran faktor-faktor psikologis dalam belajar memiliki peran yang cukup penting. Faktor-faktor psikologis memberikan kemudahan dalam pencapaian tujuan belajar secara optimal.
Sebaliknya, tanpa faktor-faktor psikologis, dapat menimbulkan kesulitan dalam belajar. Dalam hal ini ada berbagai model klasifikasi pembagian macam-macam faktor psikologis yang diperlukan dalam kegiatan belajar, di antaranya adalah motivasi.
Seseorang akan berhasil dalam belajar, kalau pada dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar. Inilah prinsip dan hukum pertama dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran. Keinginan atau dorongan untuk belajar inilah yang disebut dengan motivasi. Thursan (2005) mengungkapkan bahwa dalam belajar, diperlukan ketekunan yang ditentukan oleh kuat lemahnya motivasi belajar.
Hamzah (2008) menjelaskan bahwa motivasi diterapkan dalam berbagai kegiatan, tidak terkecuali dalam hal belajar. Begitu pentingnya motivasi dalam belajar, karena keberadaannya sangat berarti bagi perbuatan belajar. Selain itu, motivasi merupakan penggerak untuk perbuatan belajar kepada tujuan yang jelas yang diharapkan dapat dicapai.
Di dalam kegiatan belajar, anak memerlukan motivasi. Misalnya anak yang akan ikut ujian, membutuhkan sejumlah informasi atau ilmu untuk mempertahankan dirinya dalam ujian, agar memperoleh nilai yang baik. Sardiman (2012) mengemukakan hasil belajar akan menjadi optimal, jika ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin baik pula hasil belajar siswa. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan tingkat usaha belajar bagi para siswa.
Sejalan dengan itu, Alex (2003) menjelaskan bahwa motivasi adalah keadaan yang mendorong individu untuk melakukan suatu kegiatan. Karena belajar adalah suatu proses yang timbul dari dalam, faktor motivasi memegang peranan yang penting. Kurangnya atau tidak adanya motivasi, baik instrinsik maupun ekstrinsik, akan berpengaruh terhadap kurang bersemangatnya anak dalam belajar.
Oleh karena itu, guru dan orang tua dituntut untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar pada anak. Terutama hal-hal yang dapat menyebabkan rendahnya motivasi belajar anak. Sehingga guru dan orang tua memahami hal apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar anak agar terwujudnya hasil belajar anak yang optimal.
B.     Identifikasi Masalah
1.      Rendahnya motivasi siswa untuk belajar.
2.      Faktor lingkungan yang kurang mendukung siswa dalam kegiatan belajar.
3.      Kurangnya aspek psikis pada diri siswa yang membantu dalam kegiatan belajar.
C.    Batasan Masalah
1.      Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya motivasi belajar siswa.
2.      Upaya orang tua dan guru untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa.
D.    Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan motivasi belajar?
2.      Apa saja faktor yang menyebabkan rendahnya motivasi belajar siswa?
3.      Bagaimana upaya orang tua dan guru untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa?
PEMBAHASAN
A.    Pengertian
1.      Pengertian Motivasi
Banyak sekali, bahkan sudah umum orang menyebut dengan “motif” untuk menunjuk mengapa seseorang itu berbuat sesuatu. Sardiman (2012) mengemukakan bahwa motif adalah upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Sementara itu, Sarlito (2009) menjelaskan bahwa motif adalah organisasi terakhir bagi terbentuknya perilaku.
Sumadi (2012) berpendapat bahwa motif adalah keadaan dalam diri individu yang menjadi penggerak individu tersebut melakukan sesuatu untuk mencapai suatu tujuan. Sejalan dengan itu, Alex (2010) mengemukakan bahwa motif adalah dorongan yang berasal dari dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu.
Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata motif itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan tersebut sangat dirasakan atau mendesak.
Menurut Donald (dalam Sardiman, 2012) motivasi merupakan perubahan energi yang ada pada dalam diri individu yang ditandai dengan adanya “feeling” yang diawali dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan Donald ini terdapat tiga unsur penting:
a.       Motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi dalam diri setiap individu. Perkembangan motovasi akan membawa perubahan energi dalam sistem “neurophysiological” yang ada pada individu manusia, yang nantinya wujud motivasi tersebut akan menyangkut kegiatan fisik manusia.
b.      Motivasi diawali dengan adanya, rasa/”feeling”, afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.
c.       Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya adalah tanggapan dari suatu perbuatan, yakni tujuan. Walaupun motivasi muncul dari dalam diri individu manusia, tetapi kemunculannya karena terdorong atau terangsang  oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini berhubungan dengan masalah kebutuhan.
Dengan ke tiga unsur di atas, maka dapat dikatakan bahwa motivasi itu sebagai sesuatu yang kompleks, motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri individu manusia, sehingga akan berhubungan dengan persoalan gejala kejiwaaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan.
Sedangkan menurut Sarlito (2009), motivasi merujuk kepada seluruh proses gerakan, di antaranya situasi yang mendorong, dorongan yang timbul dalam diri individu, perilaku yang ditimbulkan oleh suatu kondisi dan tujuan dari tindakan yang dilakukan tersebut.
Hamzah (2008) mengemukakan motivasi adalah dorongan dasar yang membuat seseorang untuk bertingkah laku. Oleh karena itu, tindakan seseorang yang dilakukan dengan motivasi tertentu mengandung makna sesuai dengan motivasi yang dimilikinya.
2.      Pengertian Belajar
Alex (2010) menjelaskan bahwa secara singkat dan secara umum, belajar adalah perilaku yang relatif tetap sebagai hasil adanya pengalaman.  Di sini, tidak termasuk perubahan perilaku yang diakibatkan oleh kerusakan atau cacat fisik, penyakit, obat-obatan, atau perubahan karena proses pematangan.
Sardiman (2012) mengemukakan bahwa belajar dalam arti luas adalah kegiatan psiko-fisik untuk terwujudnya perkembangan pribadi yang seutuhnya. McGeoh (dalam Sumadi, 2012) mengemukakan bahwa belajar itu adalah perubahan tampilan perilaku dari individu sebagai hasil dari latihan.
Menurut Sarlito (2009:107), “Belajar adalah suatu proses di mana suatu perilaku ditimbulkan, diubah atau diperbaiki melalui serentetan reaksi atas situasi (atau rangsang) yang terjadi.” Menurut Sumadi (2012), belajar memuat hal-hal pokok sebagai berikut:
a.       Belajar itu membawa perubahan (perubahan secara aktual maupun potensial).
b.      Perubahan tersebut pada intinya adalah didapatkannya keterampilan baru.
c.       Perubahan tejadi karena upaya yang dilakukan dengan sengaja.
Hamzah (2008) menyimpulkan bahwa dari beberapa teori belajar yang ada bahwa belajar adalah pengalaman yang diperoleh dari interaksi yang terjadi pada individu dengan lingkungannya. Belajar menunjukkan suatu proses perubahan perilaku individu berdasarkan pengalamannya.
3.      Pengertian Motivasi Belajar
Hamzah (2008) menjelaskan bahwa pada dasarnya motivasi belajar adalah dorongan yang berasal dari dalam diri dan luar diri siswa yang sedang belajar dengan tujuan terwujudnya perubahan tingkah laku pada umumnya dengan beberapa indikator meliputi:
a.       adanya keinginan untuk berhasil
b.      adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
c.       adanya harapan dan cita-cita masa depan
d.      adanya penghargaan dalam belajar
e.       adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
f.       adanya lingkungan yang mendukung seseorang siswa untuk dapat belajar dengan baik.
Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Menurut Sardiman (2012: 75), “Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non-intelektual.”
Menurut Winkel (1999) mengemukakan bahwa motivasi belajar adalah semua daya pada dalam diri seseorang yang mendorong seseorang melakukan kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki siswa dalam belajar dapat tercapai.
4.      Pengertian Hasil Belajar
Hamzah (2008) berpendapat bahwa hasil belajar adalah pernyataan yang menunjukkan tentang apa yang mungkin dikerjakan siswa sebagai hasil kegiatan belajarnya. Sumadi (2012) hasil belajar adalah waktu dilakukan penilaian itu untuk mengukur sejauh manakah kemajuan siswa.
Sardiman (2012) menungkapkan bahwa hasil belajar itu meliputi a) memiliki konsep atau fakta, b) berkaitan dengan afektif, dan c) adanya keterampilan (psikomotorik).
B.     Motivasi Instrinsik dan Ekstrinsik
1.      Motivasi instrinsik
Alex (2010) menjelaskan bahwa motivasi instrinsik adalah motif-motif yang bekerja tanpa memerlukan rangsangan dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh seseorang senang membaca, tidak usah ada yang menyuruh atau mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku-buku untuk dibacanya.
Kemudian kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukan (misalnya kegiatan belajar), maka yang dimaksud dengan motivasi instrinsik ini adalah ingin mencapai tujuan yang terkandung di dalam perbuatan belajar itu sendiri. Sebagai contoh konkret, seorang siswa itu melakukan belajar, karena betul-betul ingin mendapat pengetahuan, nilai atau keterampilan agar dapat berubah tingkah lakunya secara konstruktif, tidak karena tujuan yang lain-lain.
Thursan (2005) menjelaskan bahwa motif instrinsik adalah motif yang mendorong seseorang melakukan kegiatan. Jadi, motif tersebut terfokus pada objek yang ingin dipelajari. Misalnya seorang siswa yang ingin menekuni pelajaran matematika karena ia memang menyenangi pelajaran matematika dan ingin menguasai pelajaran tersebut.
Menurut Sardiman (2012) motivasi instrinsik dapat dikatakan bentuk motivasi yang dalam melakukan kegiatan berdasarkan dorongan yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri. Perlu diketahui bahwa siswa yang memiliki motivasi instrinsik akan memiliki tujuan menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli dalam bidang studi tertentu.
Senada dengan itu Thornbugh (dalam Elida, 1989) berpendapat bahwa motivasi instrinsik adalah keinginan melakukan kegiatan yang disebabkan faktor pendorong yang berasal dari dalam diri individu. Atau dengan kata lain hal yang menyebabkan individu tersebut melakukan suatu kegiatan tanpa adanya pengaruh dari luar diri individu tersebut.
Dorongan yang menggerakkan individu bersumber pada suatu kebutuhan, kebutuhan yang berisikan keharusan menjadi orang yang terdidik dan berpengetahuan. Jadi memang motivasi itu muncul dari kesadaran diri sendiri dengan tujuan secara esensial, bukan sekedar simbol dan seremonial.
2.      Motivasi Ekstrinsik
Sumadi (2012) mengemukakan bahwa motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang berfungsi karena ada perangsang dari luar. Contohnya orang rajin belajar karena diberi tahu bahwa sebentar lagi akan ada ujian, orang membaca sesuatu karena diberi tahu bahwa hal itu harus dilakukannya sebelum dia menginginkan sesuatu, seperti ingin lulus ujian sekolah, melamar pekerjaan dan lainnya.
Winkel (1996: 17) menyatakan bahwa:
Motivasi ekstrinsik dapat digolongkan menjadi beberapa bentuk di antaranya:
a.       Belajar untuk memenuhi kebutuhan.
b.      Belajar untuk menghindari hukuman.
c.       Belajar untuk memperoleh material yang dijanjikan.
d.      Belajar untuk meningkatkan gengsi di masyarakat.
e.       Belajar untuk memperoleh pujian.
f.       Belajar untuk tuntutan pekerjaan yang dipegang.
Thursan (2005) mengungkapkan motif ekstrinsik adalah motif yang mendorong seseorang melakukan suatu kegiatan, tetapi motif tersebut tidak berhubungan dengan kegiatan yang ditekuninya. Contoh, seorang siswa yang memilih jurusan IPA hanya karena memenuhi keinginan orang tuanya, walaupun sebenarnya dia tidak menyukai jurusan IPA.
Selanjutnya, Elida (1989: 17) menjelaskan bahwa motivasi ekstrinsik terdiri dari beberapa hal, yaitu:
a.       diberikannya penghargaan
b.      pemberitahuan adanya peningkatan belajar
c.       hadiah yang diberikan
d.      fasilitas
e.       hukuman dan
f.       persaingan.
C.    Peranan Motivasi dalam Belajar
Motivasi pada dasarnya dapat membantu individu dalam memahami dan menjelaskan perilaku individu. Hamzah (2008) menjelaskan bahwa peranan penting dari motivasi dalam belajar, yaitu :
1.      Peran motivasi dalam menentukan penguatan belajar
Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang anak yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan, dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang pernah dilaluinya.
2.      Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar
Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya dengan kemaknaan belajar. Anak akan tertarik untuk belajar sesuatu, jika yang dipelajari itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau dinikmati manfaatnya bagi anak. Sebagai contoh, anak akan termotivasi belajar elektronik itu dapat melahirkan kemampuan anak dalam bidang elektronik. Dalam suatu kesempatan misalnya, anak tersebut diminta membetulkan radio yang rusak, dan berkat pengalamannya dari bidang elektronik, maka radio tersebut menjadi baik setelah diperbaikinya. Dari pengalaman itu, anak makin hari makin termotivasi untuk belajar, karena sedikit anak sudah mengetahui makna dari belajar itu.
3.      Motivasi menentukan ketekunan belajar
Seseorang anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu, akan berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun, dengan harapan memperoleh hasil yang baik. Dalam hal itu, tampak bahwa motivasi untuk belajar menyebabkan seseorang tekun belajar. Sebaliknya, apabila seseorang kurang atau tidak memiliki motivasi untuk belajar, maka dia tidak tahan lama belajar. Dia mudah tergoda untuk mengerjakan hal yang lain dan bukan belajar. Itu berarti motivasi sangat berpengaruh terhadap ketahanan dan ketekunan belajar.
Syaiful (2008) menjelaskan peran motivasi dalam belajar adalah:
1.      Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan, tanpa motivasi tidak akan timbul suatu perbuatan misalnya belajar.
2.      Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
3.      Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya menggerakkan tingkah laku seseorang. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
Thursan (2005) mengemukakan manfaat motivasi di dalambelajar di antaranya sebagai berikut:
1.      Memberikan semangat kepada siswa untuk belajar dan mengatasi kesulitan belajar.
2.      Mengarahkan kegiatan belajar siswa pada tujuan yang berhubungan dengan cita-cita.
3.      Membantu siswa memilih metode yang tepat yang digunakan dalam belajar.
D.    Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya Motivasi Belajar Siswa
1.      Orang tua
Menurut Skinner (dalam Elida, 1989) bahwa motivasi sangat ditentukan oleh lingkungannya. Lingkungan yang pertama dan utama yang mempengaruhi motivasi anak adalah lingkungan keluarga. Lingkungan belajar yang menyenangkan mampu meningkatkan motivasi anak. Untuk mewujudkan hal tersebut orang tua harus mampu menciptakan keadaaan yang harmonis di dalam keluarga agar meningkatnya motivasi belajar anak. Namun sebaliknya, jika hubungan dalam keluarga tidak harmonis dapat berdampak pada turunnya motivasi belajar anak.
Suteja (1995) menjelaskan bahwa orang tua yang selalu menuntut anak untuk berprestasi tinggi tanpa memperhatikan kemampuannya dapat mengakibatkan anak-anak kehilangan kesukaannya terhadap belajar. Begitu juga dengan sikap orang tua yang masa bodoh terhadap pendidikan anaknya juga dapat mengakibatkan rendahnya motivasi anak dalam belajar.
Kurangnya perhatian orang tua terhadap anaknya, seperti sikap orang tua yang terlalu sibuk dengan pekerjaannya atau orang lain dapat menyebabkan turunnya motivasi belajar anak. Sebaliknya Gottman (1998) dalam sebuah penelitiannya mengungkapan bahwa anak-anak yang merasa dihormati dan dihargai dalam keluarga-keluarga mereka lebih berhasil di sekolah, mempunyai lebih banyak sahabat dan menempuh kehidupan yang lebih sehat dan sukses.
2.      Guru
Kurangnya kompetensi yang dimiliki guru dalam mengajar dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa. Sardiman (2012) mengungkapkan sepuluh kompetensi guru tersebut, yaitu:
a.       Menguasai bahan yang akan di ajarkan.
b.      Mengelola kegiatan belajar mengajar.
c.       Memiliki keterampilan dalam pengelolaan kelas.
d.      Menggunakan media pembelajaran dan buku sumber.
e.       Menguasai dasar-dasar pendidikan.
f.       Mampu mengatur interaksi dalam belajar mengajar.
g.      Melakukan penilaian atas prestasi siswa.
h.      Mengenal fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan di sekolah.
i.        Menyelenggarakan administrasi sekolah.
j.        Mampu memahami prinsip-prinsip dalam mengajar dan mampu menafsirkan hasil penelitian pendidikan, untuk digunakan sebagai keperluan pengajaran.
Berdasarkan kompetensi guru tersebut, dapat dipahami bahwa guru harus mampu mengatasi kesulitan belajar yang dialami siswanya. Karena, jika kesulitan belajar tidak ditangani oleh guru akan menyebabkan siswa tersebut ketinggalan materi pelajaran. Hal ini akan menyebabkan turunnya motivasi belajar siswa untuk mempelajari materi selanjutnya.
3.      Kondisi Sosial Ekonomi
Motivasi belajar siswa juga dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi. Hal ini dibuktikan oleh Rosen (dalam Atkinson, 1978) dalam penelitiannya terhadap siswa SMU yang berasal dari kelas sosial yang berbeda, ia mengungkapkan bahwa motivasi untuk berprestasi lebih tinggi dimiliki oleh siswa yang berasal dari tingkatan sosial ekonomi menengah. Rosen (dalam Atkinson, 1978: 21) mengungkapkan:
That they show achievements is generally stronger in middle class student a finding replicated by a number of other, but that working class boys who are strongly motivated to achieve do as well academically as their counterparts in the middle class.
4.      Jenis Kelamin
Aulia (2012) mengungkapkan bahwa beberapa penelitian menunjukkan terdapat perbedaan motivasi antara laki-laki dan perempuan dalam hal pencapaian prestasi yang lebih tinggi. Siswa laki-laki memiliki motivasi yang lebih tinggi dari pada siswa permpuan dalam hal untuk berprestasi dalam belajar.
Rendahnya motivasi yang dimiliki siswa perempuan disebabkan karena bertentangan dengan nilai-nilai tradisional yang ada pada masyarakat. Sebagaimana di ungkapkan Weiner (dalam Buck, 1988: 389) yang menyatakan, “Achievement striving may be more complex phenomenon among men, because achievement behavior in women conflicts with the traditional female role”.
5.      Aspek Psikis
Dimyati dan Mudjiono (1999) mengemukakan bahwa tinggi rendahnya motivasi dapat dipengaruhi oleh aspek psikis yang ada pada diri siswa, misalnya pengamatan, perhatian, ingatan, daya pikir, dan fantasi.
a.       Pengamatan
Sumadi (2012) mengemukakan bahwa pengamatan adalah cara individu dalam mengenal objek yang ada di sekitarnya dengan melihat, mendengar, membau, atau mengecap. Dalam pengamatan dikenal adanya modalitas pengamatan, yaitu hal-hal seperti melihat, mendengar, membau dan mengecap.
Berdasarkan pengertian pengamatan, dapat dipahami bahwa dalam melakukan pengamatan diperlukannya alat indera. Terganggunya pancaindera pada siswa membuat siswa sulit melakukan pengamatan yang diperlukan dalam belajar. Hal ini dapat berdampak pada rendahnya motivasi belajar yang dimiliki siswa, karena merasa berbeda dari teman-temannya yang lain.
b.      Perhatian
Abu (2003) menjelaskan perhatian adalah aktifnya jiwa kepada suatu fokus tertentu baik yang berasal dari dalam maupun di luar dirinya. Kurangnya perhatian siswa dalam belajar mengindikasikan lemahnya motivasi belajar yang dimiliki siswa tersebut.
c.       Ingatan
Sardiman (2012: 45-46) menyatakan:
Secara teoritis ingatan akan berfungsi: 1) mencamkan atau menerima kesan-kesan dari luar; 2) menyimpan kesan; 3) memproduksi kesan. Oleh karena itu, ingatan akan merupakan kecakapan untuk menerima, menyimpan dan memproduksi kesan-kesan dalam belajar. Hal ini sekaligus untuk menghindari kelupaan karena lupa sebagai gejala psikologis yang selalu ada.
d.      Fantasi (Khayalan)
Abu (2003) mengemukakan bahwa fantasi adalah kemampuan jiwa untuk membentuk bayangan-bayangan baru. Sardiman (2012) menungkapkan dengan fantasi, maka siswa dalam belajar akan memiliki wawasan yang luas karena dilatih untuk memahami diri sendiri dan orang lain.
E.     Upaya untuk Menumbuhkan Motivasi Belajar Siswa
1.      Upaya yang dapat dilakukan oleh Orang Tua
Orang tua selaku motivator belajar siswa di rumah, dituntut untuk senantiasa memberikan motivasi pada anaknya. Menurut Sri (2005: 23) menyatakan:
Motivasi positif yang dapat diberikan orang tua di rumah adalah:
a.       Memotivasi yang menyenangkan
b.      Menunjang fasilitas belajar
c.       Anak beraktifitas belajar karena kesadaran sendiri dan bukan karena terpaksa
d.      Bentuk motivasi: bimbingan, nasehat, menunjukkan contoh aktivitas-aktivitas orang sukses, pemberian fasilitas belajar, melengkapi buku
e.       Memberikan penghargaan: memberikan pujian apabila anaknya mendapat nilai tinggi, meberikan suasana keluarga harmonis dan menyenangkan.
f.       Dukungan: meluangkan waktunya untuk membaca buku psikologi pendidikan dan mebesarkan anak secara baik.
2.      Upaya yang dapat dilakukan oleh Guru
Sardiman (2012) menjelaskan dalam kaitan belajar perlu diketahui bahwa cara dan jenis menumbuhkan motivasi adalah beraneka ragam. Tetapi untuk motivasi ekstrinsik sulit dipastikan cara yang tepat, karena terkadang motivasi yang diberikan tepat, namun terkadang juga kurang sesuai. Hal ini guru harus hati-hati dalam memberi motivasi bagi siswa.
Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah.
a.       Penghargaan
Hamzah (2008) berpendapat bahwa penghargaan dapat diberikan secara verbal. Pernyataan verbal diberikan atas hasil belajar siswa yang bagus. Pernyataan tersebut seperti “Bagus sekali”, :Hebat” dan lainnya. Disamping menyenangkan siswa, pernyataan verbal semacam ini juga mengandung makna adanya terjalin interaksi yang baik antara guru dan siswanya.
Sementara itu, menurut Sardiman (2012) penghargaan dapat diberikan pada siswa dalam bentuk angka. Angka maksudnya dalam hal ini merupakan simbol dari keberhasilan belajar siswa. Banyak siswa yang belajar justru karena ingin mendapatkan nilai yang baik. Angka-angka yang baik bagi para siswa dapat menjadi motivasi yang sangat kuat.
b.      Saingan/kompetisi
Sardiman (2012) menyatakan bahwa saingan bisa dijadikan alat untuk memotivasi siswa dalam belajar. Persaingan tersebut dapat berupa persaingan individual maupun persaingan kelompok, keduanya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Sehubungan dengan pendapat di atas, Hamzah (2008) mengemukakan bahwa persaingan individual atau persaingan dengan diri sendiri dapat dilakukan dengan memberi tugas yang harus dikerjakannya sendiri. Sedangkan persaingan kelompok, dapat dilakukan dengan membuat suasana persaingan yang sehat diantara para siswa. Suasana yang dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk membandingkan kemampuannya dengan kemampuan temannya.
c.       Ego-involment
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dan menjaga harga dirinya.
d.      Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar. Hamzah (2008) menjelaskan bahwa dalam meningkatkan motif belajar siswa dapat dilakukan dengan menimbulkan rasa inginn tahu, memunculkan sesuatu yang tak diduga oleh siswa, menjadikan tahap dini dalam belajar mudah bagi siswa, menuntut siswa untuk menggunakan hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya, dan menggunakan simulasi dan permainan yang berkaitan dengan pelajaran.
e.       Tujuan yang diakui
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, akan merupakan alat motivasi yang sangat penting. Dalam hal ini, menurut Hamzah (2008) guru dapat memberikan penjelasan kepada siswa tentang tujuan belajar yang hendak dicapai dan juga merumuskan tujuan-tujuan sementara dalam belajar.
f.       Mengetahui hasil
Sardiman (2012) mengemukakan jika siswa mengetahui hasil pekerjaannya, apalagi yang berhubungan dengan kemajuan belajarnya, maka hal tersebut akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Sejalan dengan itu, Hamzah (2008) menjelaskan memberitahukan hasil kerja siswa yang telah dicapai  dapat dilakukan dengan selalu memberitahukan nilai dari setiap tugas. Dengan begitu, siswa dapt termotivasi untuk mempertahankan nilainya yang sudah baik ataupun termotivasi untuk memperbaiki bagi nilainya yang masih kurang memuaskan.
g.      Memberikan contoh yang positif
Untuk menggiatkan siswa dalam belajar, guru tidak hanya memberi tugas, tetapi juga melakukan kontrol selama siswa mengerjakan tugas tersebut.
3.      Upaya yang dapat dilakukan oleh guru pembimbing
Sri (2005: 22) menyatakan:
Motivasi belajar oleh guru pembimbing kepada siswa bimbingannya meliputi: standar ketuntasan belajar, cara belajar yang tepat, kelengkapan buku pelajaran, menciptakan susasana kelas, cara membagi waktu, cara konsentrasi belajar, teknik belajar mendahului, teknik menyelesaikan masalah pribadi dan sosial, menunjukkan cara aktivitas belajar orang-orang yang sukses, keuntungan-keuntungan yang akan didapat bagi mereka yang memiliki prestasi belajar tinggi, menunjukkan cara mengenali bakat diri, mengarahkan cara memilih pola karier akademik dan pekerjaan yang tepat.
Itulah gambaran singkat mengenai upaya yang dapat dilakukan guru pembimbing dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.

PENUTUP
A.    Kesimpulan
Motivasi belajar adalah semua daya pada dalam diri seseorang yang mendorong seseorang melakukan kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki siswa dalam belajar dapat tercapai. Tercapainya tujuan belajar ditandai dengan hasil belajar yang baik. Hasil belajar adalah hasil belajar adalah pernyataan yang menunjukkan tentang apa yang mungkin dikerjakan siswa sebagai hasil kegiatan belajarnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa, di antaranya yaitu orang tua, Guru, Lingkungan sosial dan ekonomi, Jenis kelamin, dan aspek psikis. Untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa diperlukan peran berbagai pihak, di antaranya orang tua, guru dan guru pembimbing.
B.     Saran
Orang tua disarankan untuk dapat menciptakan hubungan yang harmonis dalam keluarga, memberikan perhatian terhadap belajar anak dan tentunya memberikan reinforcement positif terhadap anaknya. Guru diharapkan mampu memahami teknik-teknik yang dapat diterapkan untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa.


KEPUSTAKAAN
Abu, A. (2003). Psikologi umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Alex, S. (2010). Psikologi umum. Bandung: Pustaka Setia.
Atkinson, J. W. (1978). Personality, motivation, and achievement. Washington:  Hemisphere.
Aulia, R. (2012). “Konsep diri, motivasi belajar siswa membolos dan implikasinya terhadap layanan bimbingan dan konseling”. Tesis. Tidak diterbitkan. PPS UNP.
Buck, R. (1988). Human motivation and emotion. Amerika: John Willey & Sons, Inc.
Dimyati & Mudjiono. (1999). Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Elida, P. (1989). Motivasi dalam belajar. Jakarta: Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Gottman, J. (1998). Kiat-kiat membesarkan anak yang memiliki kecerdasan emosional. Jakarta: Gramedia. (Alih Bahasa oleh T. Hermaya).
Hamzah, B. U. (2008). Teori motivasi dan pengukurunnya: analisis di bidang pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Sardiman, A. M. (2012). Interaksi dan motivasi belajar  mengajar. Jakarta: RajaGrafindo Persada.      
Sarlito, W. S. (2009). Pengantar psikologi umum. Jakarta: Rajawali Pers.
Sri, H. (2005). Bimbingan dan konseling SMA kelas X. Jakarta: Grasindo.
Sumadi, S. (2012). Psikologi pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Suteja, H. (1991). Mengapa anak Anda malas belajar?. Jakarta: Gramedia.
Syaiful, B. D. (2008). Psikologi belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Thursan, H. (2005). Belajar secara efektif. Jakarta: Niaga Swadaya.
Winkel, W. S. (1996). Psikologi pengajaran. Jakarta: PT. Gramedia Widisarana Indonesia.


1 komentar:

  1. Pelangi QQ Asia
    Mari Bergabung bersama kami di PelangiQQ Asia (,) com
    Situs Impian Para pecinta dan peminat Taruhan Online!!
    Hanya Dengan 1 USER ID Bos Sudah Bisa Memainkan 7 Games Kami Ya ^^
    Bandar Q | Bandar Q Online | BANDAR POKER | Agen Bandar Q | Domino 99 | Agen Domino | AduQ Online Terbaik
    Keunggulan PELANGI QQ :
    - PROSES DEPO & WD MUDAH TANPA RIBET
    - PROSES DEPO & WD TERCEPAT
    - KARTU-KARTU BERKUALITAS DISAJIKAN
    - CS RAMAH & INSPIRATIF SIAP MEMBANTU 24JAM
    - TIPS & TRIK MENJADI KEUNGGULAN SITUS INI
    - DAN TENTUNYA DEPOSIT YG TERJANGKAU BOS!!(MINIMAL DEPO & WD 25RB)
    Tunggu Apalagi Bos!! Buruan Daftarkan Diri Anda Di Situs Kami PELANGIQQ
    Bagaimana Cara Mendaftar? SIMPEL Bos!!
    Cukup Mampir Ke Situs Kami 'pelangiqq.vegas'
    Klik Daftar Dan Diisi Data-Datanya Dengan Benar ATAU Bisa Juga Melalui Live Chat Dan CS Kami Akan Siap Membantu Anda Selama 24jam Ya Bos!!
    CONTACT US :
    BBM : D1E0517C
    Skype : Pelangi QQ
    FB : Pelangi QQ
    LOGINSITE : pelangiqq.vegas

    BalasHapus